2/28/2010

TERDAPAT KEBAIKAN DALAM SETIAP PERISTIWA

Allah memberitahukan kita bahwa dalam setiap peristiwa yang Dia ciptakan terdapat kebaikan di dalamnya. Ini merupakan rahasia lain yang menjadikan mudah bagi orang-orang yang beriman untuk bertawakal kepada Allah. Allah menyatakan, bahkan dalam pe­ris­tiwa-peristiwa yang tampaknya tidak me­nye­nangkan terdapat kebaikan di dalam­nya:

“Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaik­an yang banyak. (Q.s. an-Nisa’: 19).

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, pada­hal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Q.s. al-Baqarah: 216).

Dengan memahami rahasia ini, orang-orang yang beriman menjumpai kebaikan dan keindahan dalam setiap peristiwa. Peristiwa-peristiwa yang sulit tidak membuat mereka merasa gentar dan khawatir. Mereka tetap tenang ketika menghadapi penderitaan yang ringan maupun berat. Orang-orang Muslim yang ikhlas bahkan melihat kebaikan dan hikmah Ilahi ketika mereka kehilangan selu­ruh harta benda mereka. Mereka tetap ber­syukur kepada Allah yang telah mengkaru­nia­kan kehidupan. Mereka yakin bahwa dengan kehilangan harta tersebut Allah sedang melindungi mereka dari perbuatan maksiat atau agar hatinya tidak terpaut dengan harta benda. Untuk itu, mereka ber­syukur dengan sedalam-dalamnya kepada Allah karena kerugian di dunia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kerugian di akhirat. Kerugian di akhirat artinya azab yang kekal abadi dan sangat pedih. Orang-orang yang tetap sibuk mengingat akhirat melihat setiap peristiwa sebagai kebaikan dan kein­dah­an untuk menuju kehidupan akhirat. Orang-orang yang bersabar dengan penderita­an yang dialaminya akan menyadari bahwa dirinya sangat lemah di hadapan Allah, dan akan menyadari betapa mereka sangat memer­lukan Dia. Mereka akan berpaling kepada Allah dengan lebih berendah diri dalam doa-doa mereka, dan dzikir mereka akan semakin mendekatkan diri mereka kepada-Nya. Tentu saja hal ini sangat bermanfaat bagi kehidupan akhirat seseorang. Dengan bertawakal sepe­nuh­nya kepada Allah dan dengan menun­jukkan kesabaran, mereka akan memperoleh ridha Allah dan akan memperoleh pahala berupa kebahagiaan abadi.
Manusia harus mencari kebaikan dan kein­dahan tidak saja dalam penderitaan, tetapi juga dalam peristiwa sehari-hari. Misal­nya, masakan yang dimasak dengan susah payah ternyata hangus, dengan kehendak Allah, mungkin akan bermanfaat menjauhkan dari madharat kelak di kemudian hari. Sese­orang mungkin tidak diterima dalam ujian masuk perguruan tinggi untuk menggapai harapan­nya pada masa depan. Bagaimanapun, hen­dak­nya ia mengetahui bahwa terdapat ke­baik­an dalam kegagalannya ini. Demikian pula hendaknya ia dapat berpikir bahwa barang­kali Allah menghendaki dirinya agar terhin­dar dari situasi yang sulit, sehingga ia tetap merasa senang dengan kejadian itu. Dengan berpikir bahwa Allah telah menem­patkan berbagai rahmat dalam setiap peris­tiwa, baik yang terlihat maupun yang tidak, orang-orang yang beriman melihat keindahan dalam bertawakal mengharapkan bimbingan Allah.
Seseorang mungkin tidak selalu melihat kebaikan dan hikmah Ilahi di balik setiap peristiwa. Sekalipun demikian ia mengetahui dengan pasti bahwa terdapat kebaikan dalam setiap peristiwa. Ia memanjatkan doa kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya kebaikan dan hikmah Ilahi di balik segala sesuatu yang terjadi.
Orang-orang yang menyadari bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah memiliki tujuan tidak pernah mengucapkan kata-kata, “Seandainya saya tidak melakukan…” atau “Seandainya saya tidak berkata …,” dan seba­gai­nya. Kesalahan, kekurangan, atau peris­tiwa-peristiwa yang kelihatannya tidak meng­untungkan, pada hakikatnya di dalam­nya terdapat rahmat dan masing-masing merupa­kan ujian. Allah memberikan pelajar­an pen­ting dan mengingatkan manusia tentang tuju­an penciptaan pada setiap orang. Bagi orang-orang yang dapat melihat dengan hati nurani­nya, tidak ada kesalahan atau pen­de­ritaan, yang ada adalah pelajaran, peringat­an, dan hikmah dari Allah. Misalnya, seorang Muslim yang tokonya terbakar akan melaku­kan mawas diri, bahkan keimanannya menja­di lebih ikhlas dan lebih lurus, ia menganggap peristiwa itu sebagai peringatan dari Allah agar tidak terlalu sibuk dan terpikat dengan harta dunia.
Hasilnya, apa pun yang dihadapinya dalam kehidupannya, penderitaan itu pada akhirnya akan berakhir sama sekali. Seseorang yang me­ngenang penderitaannya akan merasa takjub bahwa penderitaan itu tidak lebih dari sekadar kenangan dalam pikiran, bagaikan orang yang mengingat kembali adegan dalam film. Oleh karena itu, akan datang suatu saat ketika pengalaman yang sangat pedih akan tinggal menjadi kenangan, bagaikan bayangan adegan dalam film. Hanya ada satu yang masih ada: bagaimanakah sikap seseorang ketika menghadapi kesulitan, dan apakah Allah ridha kepadanya atau tidak. Seseorang tidak akan dimintai tanggung jawab atas apa yang telah ia alami, tetapi yang dimintai tang­gung jawab adalah sikapnya, pikirannya, dan keikhlasannya terhadap apa yang ia alami. Dengan demikian, berusaha untuk melihat kebaikan dan hikmah Ilahi terhadap apa yang diciptakan Allah dalam situasi yang dihadapi seseorang, dan bersikap positif akan menda­tang­kan kebahagiaan bagi orang-orang ber­iman, baik di dunia maupun di akhirat. Tidak duka cita dan ketakutan yang meng­hing­gapi orang-orang yang beriman yang memahami rahasia ini. Demikian pula, tidak ada manusia dan tidak ada peristiwa yang menjadikan rasa takut atau menderita di dunia ini dan di akhirat kelak. Allah menjelas­kan rahasia ini dalam al-Qur’an sebagai ber­ikut:

“Kami berfirman, ‘Turunlah kamu dari surga itu. Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan mereka tidak bersedih hati’.” (Q.s. al-Baqarah: 38).

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu ber­takwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidup­an di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” (Q.s. Yunus: 62-4).
READ MORE - TERDAPAT KEBAIKAN DALAM SETIAP PERISTIWA Read more...

BETAPA MISKINNYA KITA

Suatu hari ada seorang ayah dari keluarga yang kaya raya ingin menunjukkan kepada anaknya, bahwa di dunia ini banyak orang miskin dan hidup susah. Dia lalu mengajak keluarganya jalan-jalan ke desa dan menginap di rumah keluarga petani yang sangat miskin.

Dalam perjalanan pulang ke rumah, anaknya bertanya kepada anaknya.

“Nak… Bagaimana liburan kita ?”
“Sangat menyenangkan ayah”
“Kamu sudah lihat kan, ada orang miskin dan hidupnya susah ?”
“Ya”
“Pelajaran apa yang kamu dapatkan dari liburan ini ?”
“Kita punya seekor anjing di rumah, dan mereka punya 4 ekor, kita punya kolam yang besar sampai ke taman, tapi mereka punya anak sungai yang nggak ada ujungnya. Kita punya lampu di taman, tapi mereka punya bintang-bintang. Patio kita mencapai halaman depan, namun mereka punya seluruh cakrawala”

Si ayah terdiam mendengar kata-kata anaknya. Tiba-tiba anaknya berkata lagi, “Terima kasih ayah, karena sudah menunjukkan kepadaku betapa miskinnya kita ini”
READ MORE - BETAPA MISKINNYA KITA Read more...

2/26/2010

RAHASIA BERSERAH DIRI DAN BERTAWAKAL KEPADA ALLAH

Berserah diri kepada Allah merupakan ciri khusus yang dimiliki orang-orang mukmin, yang memiliki keimanan yang mendalam, yang mampu melihat kekuasaan Allah, dan yang dekat dengan-Nya. Terdapat rahasia penting dan kenikmatan jika kita berserah diri kepada Allah. Berserah diri kepada Allah maknanya adalah menyandarkan dirinya dan takdirnya dengan sungguh-sungguh kepada Allah. Allah telah menciptakan semua makh­luk, binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa — masing-masing dengan tujuannya sendiri-sendiri dan takdir­nya sendiri-sendiri. Matahari, bulan, lautan, danau, pohon, bunga, seekor semut kecil, sehelai daun yang jatuh, debu yang ada di bangku, batu yang menyebabkan kita tersan­dung, baju yang kita beli sepuluh tahun yang lalu, buah persik di lemari es, ibu anda, teman kepala sekolah anda, diri anda — pendek kata segala sesuatunya, takdirnya telah ditetapkan oleh Allah jutaan tahun yang lalu. Takdir segala sesuatu telah tersimpan dalam sebuah kitab yang dalam al-Qur’an disebut sebagai ‘Lauhul-Mahfuzh’. Saat kematian, saat jatuh­nya sebuah daun, saat buah persik dalam peti es membusuk, dan batu yang menye­babkan kita tersandung — pendek kata semua peris­tiwa, yang remeh maupun yang penting — semuanya tersimpan dalam kitab ini.
Orang-orang yang beriman meyakini tak­dir ini dan mereka mengetahui bahwa takdir yang diciptakan oleh Allah adalah yang ter­baik bagi mereka. Itulah sebabnya setiap detik dalam kehidupan mereka, mereka selalu berserah diri kepada Allah. Dengan kata lain, mereka mengetahui bahwa Allah mencipta­kan semua peristiwa ini sesuai dengan tujuan ilahiyah, dan terdapat kebaikan dalam apa saja yang diciptakan oleh Allah. Misalnya, terse­rang penyakit yang berbahaya, menghadapi musuh yang kejam, menghadapi tuduhan palsu padahal ia tidak bersalah, atau mengha­dapi peristiwa yang sangat mengerikan, semua ini tidak mengubah keimanan orang yang beriman, juga tidak menimbulkan rasa takut da­lam hati mereka. Mereka menyambut dengan rela apa saja yang telah diciptakan Allah untuk mereka. Orang-orang beriman menghadapi dengan kegembiraan keadaan apa saja, keadaan yang pada umumnya bagi orang-orang kafir menyebabkan perasaan ngeri dan putus asa. Hal itu karena rencana yang paling mengerikan sekalipun, sesung­guh­nya telah direncanakan oleh Allah untuk menguji mereka. Orang-orang yang meng­hadapi semuanya ini dengan sabar dan ber­tawakal kepada Allah atas takdir yang telah Dia ciptakan, mereka akan dicintai dan diridhai Allah. Mereka akan memperoleh surga yang kekal abadi. Itulah sebabnya orang-orang yang beriman memperoleh kenikmatan, ketenangan, dan kegembiraan dalam kehidupan mereka karena bertawakal kepada Tuhan mereka. Inilah nikmat dan rahasia yang dijelaskan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman. Allah menjelaskan dalam al-Qur’an bahwa Dia mencintai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (Q.s. Ali ‘Imran: 159) Rasulullah saw. juga menyatakan hal ini, beliau bersabda:
“Tidaklah beriman seorang hamba Allah hingga ia percaya kepada takdir yang baik dan buruk, dan mengetahui bahwa ia tidak dapat menolak apa saja yang menimpanya (baik dan buruk), dan ia tidak dapat terkena apa saja yang dijauhkan darinya (baik dan buruk).”1
Masalah lainnya yang disebutkan dalam al-Qur’an tentang bertawakal kepada Allah adalah tentang “melakukan tindakan”. Al-Qur’an memberitahukan kita tentang ber­bagai tindakan yang dapat dilakukan orang-orang yang beriman dalam berbagai keadaan. Dalam ayat-ayat lainnya, Allah juga menjelas­kan rahasia bahwa tindakan-tindakan tersebut yang diterima sebagai ibadah kepada Allah, tidak dapat mengubah takdir. Nabi Ya‘qub a.s. menasihati putranya agar melakukan bebe­rapa tindakan ketika memasuki kota, tetapi setelah itu beliau diingatkan agar bertawakal kepada Allah. Inilah ayat yang membicarakan masalah tersebut:

“Dan Ya‘qub berkata, ‘Hai anak-anakku, janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu ger­bang yang berlainan, namun demikian aku tidak dapat melepaskan kamu barang sedikit pun dari (takdir) Allah. Keputusan menetap­kan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nyalah aku bertawakal dan hendak­lah kepada-Nya saja orang-orang yang berta­wakal berserah diri’.” (Q.s. Yusuf: 67).

Sebagaimana dapat dilihat pada ucapan Nabi Ya‘qub, orang-orang yang beriman tentu saja juga mengambil tindakan berjaga-jaga, tetapi mereka mengetahui bahwa mereka tidak dapat mengubah takdir Allah yang dikehendaki untuk mereka. Misalnya, sese­orang harus mengikuti aturan lalu lintas dan tidak mengemudi dengan sembarangan. Ini merupakan tindakan yang penting dan meru­pa­kan sebuah bentuk ibadah demi kesela­matan diri sendiri dan orang lain. Namun, jika Allah menghendaki bahwa orang itu meninggal karena kecelakaan mobil, maka tidak ada tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah kematiannya. Terkadang tindakan pencegahan atau suatu perbuat­an tampaknya dapat menghindari orang itu dari kematian. Atau mungkin seseorang dapat melakukan keputusan pen­ting yang dapat mengubah jalan hidup­nya, atau seseorang dapat sembuh dari penyakitnya yang memati­kan dengan menunjukkan kekuatannya dan daya tahannya. Namun, semua peristiwa ini terjadi karena Allah telah menetapkan yang demikian itu. Sebagian orang salah menafsir­kan peristiwa-peristiwa seperti itu sebagai “mengatasi takdir sese­orang” atau “mengubah takdir seseorang”. Tetapi, tak seorang pun, bahkan orang yang sangat kuat sekalipun di dunia ini yang dapat mengubah apa yang telah ditetapkan oleh Allah. Tak seorang manusia pun yang memi­liki kekuatan seperti itu. Sebaliknya, setiap makhluk sangat lemah dibandingkan dengan ketetapan Allah. Adanya fakta bahwa sebagian orang tidak menerima kenyataan ini tetap tidak meng­ubah kebenaran. Sesungguhnya, orang yang menolak takdir juga telah ditetap­kan demi­kian. Karena itulah orang-orang yang meng­hin­dari kematian atau penyakit, atau meng­ubah jalannya kehidupan, mereka mengalami peristiwa seperti ini karena Allah telah menetapkannya. Allah menceritakan hal ini dalam al-Qur’an sebagai berikut:

“Tidak ada suatu bencana pun yang me­nimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami mencipta­kannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah. Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Q.s. al-Hadid: 22-3).

Sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas, peristiwa apa pun yang terjadi telah dite­tap­kan sebelumnya dan tertulis dalam Lauh Mahfuzh. Untuk itulah Allah me­nyata­kan kepada manusia supaya tidak ber­duka cita terhadap apa yang luput darinya. Misalnya, seseorang yang kehilangan semua harta ben­da­­nya dalam sebuah kebakaran atau meng­alami kerugian dalam perdagangannya, semua ini memang sudah ditetapkan. Dengan demi­kian mustahil baginya untuk menghin­dari atau mencegah kejadian tersebut. Jadi tidak ada gunanya jika merasa berduka cita atas kehilangan tersebut. Allah menguji hamba-hamba-Nya dengan berbagai kejadian yang telah ditetapkan untuk mereka. Orang-orang yang bertawakal kepada Allah ketika mereka menghadapi peristiwa seperti itu, Allah akan ridha dan cinta kepadanya. Seba­liknya, orang-orang yang tidak berta­wakal kepada Allah akan selalu mengalami kesulit­an, keresahan, ketidakbahagiaan dalam kehidupan mereka di dunia ini, dan akan memperoleh azab yang kekal abadi di akhirat kelak. Dengan demiki­an sangat jelas bahwa bertawakal kepada Allah akan membuahkan keberuntungan dan kete­nang­an di dunia dan di akhirat. Dengan me­nyingkap rahasia-rahasia ini kepada orang-orang yang beriman, Allah membebaskan mereka dari berbagai kesulitan dan menjadi­kan ujian dalam kehidupan di dunia ini mu­dah bagi mereka.

READ MORE - RAHASIA BERSERAH DIRI DAN BERTAWAKAL KEPADA ALLAH Read more...

2/18/2010

Tidak Ada Pembatasan Apa pun dalam Berdoa


 Seseorang dapat memohon apa saja kepada Allah asalkan halal. Hal ini karena sebagai­mana telah disebutkan terdahulu, Allah adalah satu-satunya penguasa dan pemilik seluruh alam semesta; dan jika Dia menghen­daki, Dia dapat memberikan kepada manusia apa saja yang Dia inginkan. Setiap orang yang berpaling kepada Allah dan berdoa kepada-Nya, haruslah meyakini bahwa Allah berku­asa melakukan apa saja dan bersungguh-sungguhlah dalam berdoa sebagaimana disabda­kan oleh Nabi saw.2 Ia perlu mengetahui bahwa mudah saja bagi-Nya untuk memenuhi keinginan apa saja, dan Dia akan memberikan apa yang diminta oleh seseorang jika di dalam­nya terdapat kebaikan bagi orang itu dalam doa tersebut. Doa-doa para nabi dan orang-orang beriman yang disebutkan dalam al-Qur’an merupakan contoh bagi orang-orang beriman tentang hal-hal yang dapat mereka mohon kepada Allah. Misalnya, Nabi Zakaria a.s. berdoa kepada Allah agar diberi keturunan yang diridhai, dan Allah pun mengabulkan doanya, meskipun istrinya mandul:

“Yaitu ketika ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi-Mu se­orang putra. Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya‘qub; dan jadikanlah ia ya Tuhanku, seorang yang diridhai’.” (Q.s. Maryam: 3-6).

Maka Allah mengabulkan doa Nabi Zaka­ria dan memberikan kepadanya berita gem­bira tentang Nabi Yahya a.s.. Setelah meneri­ma berita gembira tentang seorang anak laki-laki, Nabi Zakaria merasa heran karena istri­nya mandul. Jawaban Allah kepada Nabi Zakaria menjelaskan tentang sebuah rahasia yang hendaknya selalu dicamkan dalam hati orang-orang yang beriman:

“Zakaria berkata, ‘Ya Tuhanku, bagai­mana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku sesung­guhnya sudah mencapai umur yang sangat tua.’ Tuhan berfirman, ‘Demikianlah.’ Tuhan berfirman, ‘Hal itu mudah bagi-Ku, dan se­sung­guhnya telah Aku ciptakan kamu sebe­lum itu, padahal kamu belum ada sama sekali’.” (Q.s. Maryam: 8-9)

Ada beberapa Nabi lainnya yang disebut­kan dalam al-Qur’an yang doa-doa mereka dikabulkan. Misalnya, Nabi Nuh a.s. memo­hon kepada Allah untuk menimpakan azab kepada kaumnya yang tersesat meskipun ia telah berusaha sekuat tenaga untuk membim­bing mereka kepada jalan yang lurus. Sebagai jawaban dari doanya, Allah menimpakan azab besar kepada mereka yang tercatat dalam sejarah.
Nabi Ayub a.s. menyeru Tuhannya ketika ia sakit, ia berkata, “… Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (Q.s. al-Anbiya’: 83). Sebagai jawaban ter­hadap doa Nabi Ayub, Allah berfirman seba­gai berikut:

 “Maka Kami pun mengabulkan doa­­nya itu, lalu Kami hilangkan penyakit yang menim­pa­nya dan Kami kembalikan keluar­ganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (Q.s. al-Anbiya’: 84).

Allah mengabulkan Nabi Sulaiman a.s. yang berdoa, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” (Q.s. Shad: 35). Maka Allah mengaruniakan kekuasaan yang besar dan kekayaan yang banyak kepada­nya.
Oleh karena itu, orang-orang yang berdoa hendaknya mencamkan dalam hati ayat ini, “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia meng­hendaki sesuatu hanyalah berkata kepada­nya, ‘Jadilah.’ Maka terjadilah ia. (Q.s. Yasin: 82) Sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, segala sesuatu itu mudah bagi Allah dan Dia Mendengar dan Mengetahui setiap doa.
READ MORE - Tidak Ada Pembatasan Apa pun dalam Berdoa Read more...

2/12/2010

suara wanita...............

suara wanita...............
Dia yang diambil dari tulang rusuk.
Jika Tuhan mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi. 
Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner yang sepadan.

Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu,
tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan
atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu, dialah yang akan menutupi kekuranganmu.

Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki :
Perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan,
kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal sepele . . .
sehingga ketika laki-laki tidak mengerti hal-hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagiannya . . .
sehingga tanpa kau sadari ketika kau menjalankan sisa hidupmu . . .
kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.

Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan.
Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.

Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki . . .
tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi . . .
tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.

Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis
yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki,
tetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya . . .
kata-kata yang lembut . . .
ungkapan-ungkapan sayang yang sepele . . .
namun baginya sangat berarti . . .
membuatnya aman di dekatmu . . .


Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes,
sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan,
Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang . . .
seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan
yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun.

Ia lembut bukan untuk diinjak, rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang.

Jika lelaki berpikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari hidupnya . . .
tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya . . .
Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki . . .
apa yang menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu,
Keluarganya akan menjadi keluarga barumu, keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga.

Sekalipun ia jauh dari keluarganya,
namun ikatan emosi kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan di sana . . .
karena mereka, ia menjadi seperti sekarang ini.
Perasaannya terhadap keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu juga . . .
karena kau dan dia adalah satu . . .
dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya.
Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian lapangan yang sama denganmu.
READ MORE - suara wanita............... Read more...

2/11/2010

inilah kenyatan hidup ku


* Hidup di dunia ini hanya satu kali, aku tak boleh gagal dan sia-sia tanpa guna.

* Tugasku adalah menyempurnakan niat dan ikhtiar, perkara apapun yang terjadi kuserahkan kepada Alloh Yang Maha Tahu yang terbaik bagiku.




* Aku harus selalu sadar sepenuhnya bahwa yang terbaik bagiku menurutku belum tentu yang terbaik menurut Alloh. Bahkan sangat mungkin
aku terkecoh oleh keinginan dan harapanku sendiri

* Pengetahuanku tentang diriku atau tentang apapun amat terbatas sedangkan pengetahuan Alloh menyelimuti segalanya, Dia tahu awal, akhir
dan segala-galanya.

* Sekali lagi betapapun aku sangat menginginkan sesuatu, tetap hatiku harusku persiapkan untuk menghadapi kenyataan yang tak sesuai dengan harapanku. Karena mungkin itulah yang terbaik bagiku.


AKU HARUS RELA DENGAN KENYATAAN YANG TERJADI


* Bila sesuatu terjadi, ya.inilah kenyataan dan episode hidup yang harus kujalani.

* Aku harus menikmatinya, dan aku tak boleh larut dalam kekecewaan berlama-lama, kecewa, dongkol, sakit hati tak akan merobah apapun selain menyengsarakan diriku sendiri, dongkol begini, tak dongkol juga tetap begini.

* Hatiku harus realistis menerima kenyataan yang ada, namun tubuh serta pikiranku harus tetap bekerja keras mengatasi dan menyelesaikan masalah ini.

* Bila nasi telah menjadi bubur, maka aku harus mencari ayam,cakueh, kacang polong, kecap, sledri, bawang goreng dan sambal agar
bubur ayam spesial tetap dapat kunikmati.


AKU TAK BOLEH MEMPERSULIT DIRI


* Aku harus yakin bahwa hidup ini bagai siang dan malam pasti silih berganti. Tak mungkin siang terus menerus dan tak mungkin juga malam terus menerus, pasti setiap kesenangan ada ujungnya begitupun masalah yang menimpaku pasti ada akhirnya, aku harus sangat sabar
menghadapinya.

* Akupun harus yakin bahwa setiap musibah terjadi dengan ijin Alloh Yang Maha Adil , pasti sudah diukur dengan sangat cermat oleh-Nya tak mungkin melampaui batas kemampuanku, karena Dia tak pernah mendzolimi hambaNya.

* Aku tak boleh mendzolimi diri sendiri, dengan pikiran buruk yang mempersulit dan menyengsarakan diri, pikiranku harus tetap jernih
terkendali, tenang dan proporsional, aku tak boleh terjebak mendramatisir masalah.

* Aku harus berani menghadapi persoalan demi persoalan, tak boleh lari dari kenyataan, karena lari sama sekali tak menyelesaikan bahkan sebaliknya hanya akan menambah masalah. Semua harus dengan tegar kuhadapi dengan baik, aku tak boleh menyerah, aku tak boleh kalah.

* Mesti segala sesuatu akan ada akhirnya, begitupun persoalan yang kuhadapi seberat apapun seperti yang dijanjikan Alloh "dan sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan, bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan" Janji yang tak pernah mungkin dipungkiri Alloh.


EVALUASI DIRI


* Segala yang terjadi mutlak adalah ijin Alloh, Dan Alloh tak mungkin berbuat sesuatu yang sia-sia.

* Pasti ada hikmah dibalik setiap kejadian, sepahit apapun pasti ada kebaikan yang terkandung didalamnya, bila disikapi dengan sabar dan benar.

* Harus kurenungkan mengapa Alloh mentakdirkan semua ini menimpaku, bisa jadi peringatan atas dosa-dosaku, kelalaianku atau
mungkin saat kenaikan kedudukanku disisi Alloh.

* Mungkin aku harus berfikir keras utuk menemukan kesalahan yang harus kuperbaiki.

* Setiap kejadian bagai cermin pribadiku, aku tak boleh gentar dengan kekurangan dan kesalahan yang telah terjadi, yang penting kini aku mengetahui diriku yang sebenarnya dan aku bertekad sekuat tenaga untuk memperbaikinya. Alloh Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat.


ALLAH SWT. LAH SATU-SATUNYA PENOLONGKU


* Aku harus yakin walaupun bergabung seluruh manusia dan jin untuk menolongku tak mungkin terjadi apapun tanpa ijjin-Nya.

* Hatiku harus bulat total dan yakin seyakin-yakinnya bahwa hanya Allohlah satu-satunya yang dapat menolongku memberi jalan keluar terbaik dari setiap urusan.

* Tidak ada yang mustalhil bagi-Nya, karena segala-galanya adalah milikNya dan sepenuhnya dalam kekuasaanNya.

* Tak ada yang dapat menghalangi jikalau Dia akan menolong hamba-hambaNya, dia lah yang mengatur segala sebab datangnya pertolonganNya.

* Oleh karena itu aku harus benar-benar berjuang berikhtiar untuk mendekati_Nya dengan mengamalkan apapun yang disukaiNya dan
melepaskan hati ini dari ketergantungan selainNya, karena selain Dia hanyalah sekedar mahluk yang tak berdaya tanpa kekuatannya.

* Ingatlah selalu janjiNya ' barangsiapa yang bertaqwa kepada Alloh niscaya akan diberi jalan keluar dari setiap urusannya dan diberi rizqi/pertolongan dari tempat yang tak terduga dan barangsiapa yang tawakal kepada Alloh niscaya akan dicukupi segala kebutuhannya.
READ MORE - inilah kenyatan hidup ku Read more...

PARA MOTIVATOR

About Me

Foto Saya
The VicKiu
Langsa, ACEH, Indonesia
“tua itu pasti dewasa itu pilihan”
Lihat profil lengkapku

My Blog List


The_vickiudotkom. Diberdayakan oleh Blogger.

  ©Template by Blogger. Design By Tips dan Trik Blog